Pengertian Kepuasan Kerja Dan Faktor-faktor yang sangat
Mempengaruhi Kepuasan Kerja, serta Manfaat Kepuasan Kerja, Efek Kepuasan Kerja,
Pengertian Pekerjaan, Pengertian kesempatan Promosi ,Pengertian Kondisi Kerja,
Hakikat kerja.
Kepuasan kerja pada
tingkat tertentu dapat mencegah karyawan untuk mencari pekerjaan diperusahaan
lain. Apabila karyawan di perusahaan tersebut mendapatkan kepuasan, karyawan
cenderung akan bertahan pada perusahaan walaupun tidak semua aspek-aspek yang
mempengaruhi kepuasan kerja terpenuhi. Karyawan yang memperoleh kepuasan dari
perusahaannya akan memiliki rasa keterikatan atau komitmen lebih besar terhadap
perusahaan dibanding karyawan yang tidak puas. Dengan demikian para ahli
memberikan beberpa definisi tentang kepuasan kerja.
Kepuasan kerja akan mendorong karyawan untuk berprestasi lebih baik.
Prestasi yang lebih baik akan menimbulkan imbalan ekonomi dan psikologis yang
lebih tinggi. Apabila imbalan tersebut dipandang pantas dan adil maka timbul
kepuasan yang lebih besar karena karyawan merasa bahwa mereka menerima imbalan
sesuai dengan prestasinya. Sebaliknya apabila imbalan dipandang tidak sesuai
dengan tingkat prestasi maka cenderung timbul ketidakpastian.
Menurut Robbins (2001:179) menyatakan bahwa “ Kepuasan kerja sebagai
suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya”.
Menurut Handoko (2000:193) menyatakan bahwa kepuasan kerja (job
satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka.
Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa karyawan harus ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakang ketrampilannya.
Menurut Davis (2002:105) menyatakan bahwa “ kepuasan kerja merupakan
seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak menyenangkan
pekerjaan mereka”.
Jadi kepuasan kerja mengandung arti yang sangat penting, baik dari sisi
pekerja maupun perusahaan serta bagi masyarakat secara umum. Oleh karena itu
maka menciptakan keadaan yang bernilai positif dalam lingkungan kerja suatu
perusahaan mutlak merupakan kewajiban dari setiap jajaran pimpinan perusahaan
yang bersangkutan.
Menurut Herzberg (2000:107)
mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor yaitu faktor yang
tidak merasa puas (dissatisfier) dan faktor orang yang merasa puas
(sasstisfier) artinya ketidak puasan dan kepuasan bukan merupakan variabel yang
kontinyu.
Penelitian awal Herzberg menghasilkan dua kesimpulan khusus mengenai teori
tersebut yaitu:
1. Kondisi ekstrinsik, keadaan
pekerjaan (job confext) yang menghasilakn ketidak puasan dikalangan karyawan
jika kondisi tersebut tidak ada, jika kondisi tersebut ada maka tidak perlu
memotivasi karyawan.
2. kondisi Instrinsik, isi
pekerjaan (job contact) yang apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan
menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja
yang baik. Jika kondisi tersebut tidak ada maka tidak akan menimbulakn rasa
ketidak puasan yang berlebihan.
Teori ini didasarkan pada hasil penelitian dimana ia membagi situasi yang
mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu:
1. Kelompok bukan pemuas
(dissatisfier) merupakan faktor-faktor yang tidak adanya kepuasan yang terdiri
dari upah, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, prosedur pekerjaan, mutu
supervisi, mutu hubungan antar pribadi diantara rekan kerja, dengan atasan dan
dengan bawahan.
2. Kelompok pemuas (sastisfier)
merupakan faktor-faktor yang meliputi prestasi (achievement), pengakuan
(recognition), tanggung jawab (responsibility), kemajuan (advancement),
pekerjaan itu sendiri (the work it self) dan kemungkinan berkembang (the
possibility of growth).
Sedangkan menurut
Hasibuan (2005:202) menyatakan bahwa “ kepuasan kerja adalah sikap emosional
yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral
kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam
pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati
dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan,
peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka
menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya
dari pada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.
kepuasan diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati
diluar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya,
agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang lebih suka
menikmati kepuasannya diluar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa dari pada
pelaksanaan tugas-tugasnya.
Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan kerja
yang dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan
pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang lebih menikmati kepuasan kerja
kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas
jasanya dirasa adil dan layak.
Tolok ukur tingkat
kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standar
kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral
kerja, turnover karyawan besar maka kepuasan kerja karyawan diperusahaan
berkurang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menjadi
masalah yang cukup menarik dan penting untuk diselidiki karena terbukti besar
manfaatnya baik bagi kepentingan pegawai, perusahaan atau organisasi dan
masyarakat. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja menurut Hasibuan (2005:203) sebagai berikut:
a. Balas jasa yang adil dan layak
b. Penempatan yang tepat sesuai keahlian
c. Berat ringannya pekerjaan
d. Suasana dan lingkungan pekerjaan
e. Peralatan yang menjang pelaksanaan pekerjaan
f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya
g. Sifat pekerjaan monoton atau tidak
Kepuasan Kerja dan Kedisiplinan
Kepuasan kerja
mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, artinya jika kepuasan diperoleh
dari pekerjaan maka kedisiplinan karyawan baik. Sebaliknya jika kepuasan kerja
kurang tercapai dari pekerjaannya maka kedisiplinan karyawan rendah.
Kepuasan Kerja dan Umur Karyawan
Umur karyawan mempengaruhi kepuasan kerja. Karyawan yang masih muda,
tuntutan kepuasan kerjanya tinggi, sedangkan karyawan tua tuntutan kepuasan
kerjanya relatif rendah.
Kepuasan Kerja dan Organisasi
Besar-kecilnya organisasi
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Semakin besar organisasi, kepuasan kerja
karyawan semakin menurun karena peran mereka semakin kecil dalam mewujudkan
tujuan. Pada organisasi yang kecil kepuasan kerja karyawan akan semakin besar
karena peranan mereka semakin besar dalam mewujudkan tujuan.
Kepuasan Kerja dan Kepemimpinan
Kepuasan kerja karyawan
banyak mempengaruhi sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. Kepemimpinan
partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi karyawan karena karyawan ikut aktif
dalam memberikan pendapatnya untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan.
Kepemimpinan otoriter mengakibatkan kepuasan kerja karyawan rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Effendy (2000:92)
sebagai berikut:
a. Upah yang cukup
Upah yang cukup untuk kebutuhan merupakan keinginan setiap karyawan.
Untuk tercapainya hal tersebut ada diantara para karyawan yang menggiatkan diri
dalam bekerja atau menambah pengetahuannya dengan mengikuti kursus.
b. Perlakuan yang adil
Setiap karyawan ingin diperlakukan secara adil, tidak saja dalam
hubungannya dengan upah, tetapi juga dalam hal-hal lain, untuk dapat
menciptakan persepsi yang sama antara atasan dengan bawahan mengenai makna adil
yang sesungguhnya, maka perlu diadakan komunikasi yang terbuka antara mereka.
c. Ketenangan bekerja
Setiap karyawan menginginkan ketenangan, bukan saja hubungannya dengan
pekerjaan, tetapi juga menyangkut kesejahteraan keluarganya.
d. Perasaan diakui
Pada setiap karyawan terdapt perasaan ingin diakui sebagai karyawan yang
berharga dan sebagai anggota kelompok yang dihormati. Hal ini berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan diluar tugas pekerjaan, seperti : olah raga, kesenian
dan lain-lain.
e. Penghargaan atas hasil
kerja
Para karyawan menginginkan agar hasil karyanya dihargai, hal ini
bertujuan agar karyawan merasa senang dalam bekerja dan akan selalu bekerja
dengan segiat-giatnya.
f. Penyalur perasaan
Perasaan tertentu yang menghinggapi para karyawan bisa menghambat gairah
kerja. Hal ini dapat diatasi melalui komunikasi dua arah secara timbal balik.
Pendapatlain
dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (2003:110) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja karywan adalah:
a. Kedudukan
b. Pangkat/golongan
c. Jaminan Keuangan dan sosial
d. mutu pengawasan kerja yang dijalankan
Seseorang karyawan akan
merasa puas dalam bekerja apabila ia ditempatkan pada posisi dan golongan yang
sesuai dengan keinginannya, tetapi dalam hal ini manajemen juga harus melihat
kemampuan karyawan tersebut agar dapat bernilai positif. Disamping itu
perusahaan juga harus menyediakan jaminan keuangan dan sosial yang layak dan
adil. Jaminan tersebut sangan penting artinya bagi karyawan mengingat mereka bekerja
bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk memberikan kehidupan yang
layak pada keluarga mereka.
Menurut Robbins
(2001:181) mengatakan ada empat variabel yang berkaitan dengan kerja yang
menentukan atau mendorong kepuasan kerja:
1. Kerja yang secara mental
menantang; pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk
menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam, kebebasan
dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakannya.
2. Ganjaran yang pantas; sistem
upah dan kebijakan promosi yang adil.
3. Kondisi kerja yang mendukung;
kenyamanan pribadi atau faktor-faktor lingkungan.
4. Rekan sekerja yang mendukung;
kebutuhan interaksi sosial, perilaku atasan dan minat pribadi.
Sementara itu menurut As’ad (2003:114), faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja:
• Faktor individual,
meliputi umur, watak dan harapan.
• Faktor sosial, meliputi
hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat,
kesempatan berekreasi, kebebasan berpolitik, kegiatan perserikatan
pekerja dan hubunan masyarakat.
• Faktor utama dalam
pekerjaan, meliputi upah/gaji, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja dan
kesempatan untuk maju.
Selain itu juga
penghargaan terhadap kecakapan hubungan sosial didalam pekerjaan, ketepatan
dalam menyelesaikan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil, baik
yang menyangkut pribadi maupun tugas.
Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kepuasan kerja menurut As’ad (2003:114) yaitu:
a. Kesempatan untuk maju,
yaitu ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan
kemempuan selama kerja.
b. Keamanan, sering disebut
sebagai penunjang kepuasan kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita.
c. Gaji/upah lebih banyak
menyebabkan ketidak puasan dan jarang orang menekspresikan kepuasan kerjanya
dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
d. Perusahaan dan manajemen
yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
e. Penawasan atau supervisi,
bagi karyawan, supervisor diangap sebagai figur ayah sekaligus
atasannya.Supervisi yang buruk dapat menakibatkan kemangkiran dan perputaran
pegawai.
f. Faktor intrinsik dari
pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu.
Sukar mudahnya serta kebanggan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi
kepuasan konsumen.
g. Kondisi kerja, termasuk
kondisi tempat, ventilasi, kantin serta tempat parkir.
h. Aspek sosial dalam
pekerjaan, merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang
sebagai faktor penunjang kepuasan kerja.
i. Komunikasi, antara
karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk mneyukai
jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar,
memahami dan mengakui pendapat atau prestasi para karyawan sangat berperan
dalam menimbulkan rasa puas terhadap kerja.
j. Fasilitas lainnya,
seperti rumah sakit, cuti, dana pensiun atau perumahan merupakan standar suatu
jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulakan kepuasan kerja.
Manfaat Kepuasan Kerja
Menurut penelitian yang
pernah dilakukan oleh Robinson dan Corners (2000), diperkirakan tidak kurang
dari 3.350 buah artikel yang berkaitan dengan kepuasan kerja, mneyebutkan bahwa
kepuasan kerja akan memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
a. Menimbulakan
peningkatan kebahagiaan hidup karyawan.
b. Peningkatan
produktivitas dan pretasi kerja.
c. Penguranan biaya
melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan.
d. Meningkatkan gairah
dan semanat kerja.
e. Mengurangi tingkat
absensi
f. Mengurangi labor turn
over (perputaran tenaga kerja)
g. Mengurangi tingkat
kecelakaan kerja
h. Mengurangi keselamatan
kerja
i. Meningkatkan
motivasi kerja
j. Menimbulkan
kematangan psikologis.
k. Menimbulkan sikap
positif terhadap pekerjaannya.
Beberapa faktor yang dapat digunakan oleh
manajemen untuk memuaskan kebutuhan para anggota, antara lain disebutkan oleh
Siagian (2002:22) yaitu :
1. Adanya tujuan yang jelas,
baik yang bersifat jangka panjang, sedang maupun jangka pendek.
2. Proses kebijaksanaan yang
melibatkan semua unsur dalam organisasi, paling sedikit sebagai sumber
informasi dan input.
3. Proses pengambilan
keputusan yang demokratis dengan mendengar pendapat unsur pelakasana.
4. Proses pelaksanaan yang
didasarkan atas pembagian tugas yang jelas.
5. Pendelegasian wewenang yang
menggairahkan pengembangan daya inovasi dan kreasi anggota organisasi.
6. Pengawasan yang bersifat
mendidik atau bukan untuk mencari alasan bagi pimpinan untuk bertindak punitif.
7. Penggunaan sistem umpan
balik secara efektif dalam keseluruhan proses manajemen.
Efek Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja sangat
berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, maka manager atau pimpinan
organisasi harus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung untuk tercapainya
kepuasan kerja tersebut.
Menurut Robbins
(2001:84) ada empat respon karyawan terhadap kepuasan kerja yaitu:
a. Penilaian untuk tetap
bertahan dalam organisasi.
b. Tidak melakukan upaya
menuggu baiknya kondisi organisasi secara pasif.
c. Tidak melakukan upaya
aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi.
d. Tetap perduli dengan
kondisi organisasi.
Dalam hal ini kepuasan
kerja yang tinggi diinginkan oleh para pimpinan perusahaan, karena dapat
dikaitkan dengan hasil positif yang mereka harapkan. Menurut Umar (2000:36)
dampak kerja perlu dipantau dengan mengaitkannya pada out put yang dihasilkan
seperti:
a. Kepuasan kerja dengan
produktifitas.
b. Kepuasan kerja dengan
turn over.
c. Kepuasan kerja dengan
absensi
d. Kepuasan kerja dengan
efek lainnya seperti dengan kesehatan fisik mental, kemampuan mempelajari
pekerjaan baru dan kecelakaan kerja.
Selanjutnya Siagian
(2000:113) menyatakan bahwa karyawan yang produktif adalah mereka yang merasa
bahagian dalam kepentingannya. Dari
teori sumberdaya manusia diketahui bahwa terdapat empat variabel yang menjadi
indikator bahagian tidaknya karyawan dalam berkarya yaitu tingkat produktifitas
yang tinggi, tingkat kemangkiran yang rendah, tingkat perpindahan karyawan yang
rendah dan kepuasan kerja yang tinggi.
Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap
positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
dilingkungan kerjanya. Manajemen harus senantiasa memonitoe kepuasan kerja,
karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat
kerja, keluhan-keluhan dan masalah personalia vital lainnya.
Pengertian Pekerjaan
Seseorang bekerja
karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas
kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan
daripada keadaan sebelumnya. Melalui bekerja dapat diperoleh beribu pengalaman
manis maupun pahit. Dorongan bekerja bahwa hari esok harus lebih baik dari pada
hari ini dituntut kerja harus kreatif dan siap menghadapi tantangan.
Ada beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian pekerjaan. Diantaranya menuruit Anoraga
(2000:168) menyatakan bahwa ” kerja merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan
dari kehidupan manusia. Kerja ini merupakan bagian yang paling dasar, dia akan
memberikan status dari masyarakat yang ada dilingkungannya. Juga bisa mengikat
individu lain, baik yang bekerja atau tidak sehingga kerja akan memberi isi dan
makna dari kehidupan manusia yang bersangkutan”.
Menurut Anoraga
(1979:126) menyatakan bahwa ” kerja merupakan aktifitas dasar yang menjadi
bagian esensial dari kehidupan manusia. Seperti halnya bermain bagi seorang
kanak-kanak maka kerjapun memberikan kesenangan dan arti sendiri dalam
kehidupan. Kerja memberikan status dan mengikat seseorang pada individu lain
serta masyarakat. Kerja juga merupakan aktifitas sosial yang memberikan isi dan
makna bagi kehidupan. Pernyataan yang menyatakan bahwa manusia tidak menyukai
pekerjaannya sampai saat ini belum dapat dibuktikan. Bahwa ada aspek-aspek
dalam pekerjaan yang tidak disukai memang terbukti akan tetapi secara umum
orang senang bekerja dan menyukai pekerjaan.
Menurut Hasibuan
(2005:94) menyatakan bahwa ”kerja adalah pengorbanan jasa, jasmani, dan pikiran
untuk menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa dengan memperoleh imbalan
prestasi tertentu”.
Dalam bekerja, pegawai
cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang menentang dalam arti pekerjaan
tersebut tidak mudah tetapi mungkin dapat diselesaikan dalam memberi mereka
kesempatan untuk menggunakan ketrampilan serta kemampuannya. selain itu
diharapkan pekerjaan yang dimilikinya menawarkan beragam tugas dan kebebasan,
baik dalam cara melakukannya maupun menyelesaikannya serta umpan balik mengenai
betapa baik mereka mengerjakannya.
Sejalan dengan hal tersebut Hasibuan
(2000:181) menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang terlalu rutin jarang
menawarkan kesempatan untuk pertumbuhan psikologis. Sedangkan memberikan
pekerjaan yang lebih menantang lebih banyak untuk masuk dan berkembang
mengakibatkan meningkatnya efisiensi tugas dan kepuasan manusia.
Pengertian kesempatan Promosi
Promosi memberikan
peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu
dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan penakuan mengenai
kemampuan serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan
yang lebih tinggi. Dengan demikian promosi akan memberikan status sosial,
wewenang, tanggung jawab serta penghasilan yang semakin besar bagi karyawan.
Jika ada kesempatan bagi setiap
karyawan dipromosikan berdasarkan azas keadilan dan objektifitas, karyawan akan
terdorong bekerja giat, bersemangat, berdisiplin, dan berprestasi kerja
sehingga sasaran perusahaan secara optimal dapat dicapai.
Adanya kesempatan untuk dipromosikan juga
akan mendorong penarikan pelamar yang semakin banyak memasukkan lamarannya
sehingga pengadaan karyawan yang baik bagi perusahaan akan lebih mudah.
Sebaliknya, jika kesempatan untuk dipromosikan relatif kecil/tidak ada maka
gairah kerja, semangat kerja, disiplin kerja dan prestasi kerja karyawan akan
menurun.
Dengan demikian menurut
para ahli kesempatan promosi memilki beberapa definisi. Diantaranya menurut
siswanto (2003:258) menyatakan bahwa “ Promosi adalah proses perubahan dari
satu pekerjaan kepekerjaan lain dalam hierarki werwnang dan tanggung jawab yang
lebih tinggi dari pada dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah diberikan
kepada tenaga kerja pada waktu sebelumya. Masih menurut Siswanto (2003:258)
menyatakan bahwa kesempatan promosi adalah proses menaikkan tenaga kerja kepada
kedudukan yang lebih bertanggung jawab. Kenaikan tersebut tidak terbatas pada
kedudukan manajerial saja, tetapi mencakup setiap penugasan kepa pekerjaan yang
lebih berat atau kebebasab beroperasi tetapi kurang penyeliaan. Promosi
biasanya diimbangi dengan kenaikan kompensasi bagi tenaga kerja yang
bersangkutan.
Menurut Nitisumito
(2000:134) menyatakan bahwa “ promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan dari
satu jabatan kepada jabatan yang lain yang lebih tinggi. Dengan demikian
promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih
tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Pada umumnya promosi juga diikuti
dengan peningkatan pendapatan serta fasilitas lain”.
Masih menurut
Nitisumito (2000:134) menyatakan bahwa “ kesempatan promosi adalah peluang yang
diberikan kepada karyawan untuk mengetahui informasi mengenai lowongan yang ada
pada perusahaan.
Menurut Hasibuan
(2005:108) menyatakan bahwa promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke
jabatan yang lain yang mempunyai status tanggung jawab yang lebih tinggi.
Biasanya perpindahan kejabatan yang lebih tingi disertai dengan peningkatan
gaji/upah lainnya, walaupun tidak selalu domonasi.
Menurut Hasibuan
(2005:108) menyatakan bahwa “ Promosi adalah suatu perpidahan didalam suatu
organisasi dan suatu posisi ke posisi lainnya yang melibatkan baik peningkatan
upah maupun status”.
Pengertian Kondisi Kerja
Kondisi kerja sangat
berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai. Bagi seseorang
bekerja pada lingkungan kerja yang bersih, penerangan yang cukup, pertukaran
udara yang baik, dengan perlengkapan kerja yang memadai pasti akan menimbulkan
rasa senang. Rasa senang ini akan mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih
bersemangat dan bergairah. Sebaliknya tempat atau lingkungan kerja yang buruk
dalam arti kebersihan dan keselamatan kerjanya serta kelengkapan kerjanya
sangat kurang akan mengurangi semangat kerja yang ada.
Bila memungkinkan
perusahaan hendaknya dapat menyediakan fasilitas-fasilitas lain disamping
kondisi kerja diatas seperti balai pengobatan, ruang ibadah, kamar mandi yang
bersih, jaminan pendidikan untuk anak pegawai, tempat olah raga, dan sebagainya
untuk lebih meningkatkan semangat kerja yang akhirnya akan berdampak pada
kepuasan kerja karyawan. Dengan demikian Komaruddin (2001:927) menyatakan bahwa
kondisi kerja adalah suasana yang berhubungan dengan tempat pekerja bertugas.
Dalam pengertian ini biasanya hanya diperhitungkan suasana fisik tempat petugas
bekerja”.
Hakikat kerja
Dalam kehidupan manusia
selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan
dalam gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu
tugas yang diakhiri denan buah kerja yang dapat dinikmati oleh manusia yang
bersangkutan.
Menurut As’ad (2003:45)
menyatakan faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur
suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhannya. Namun demikian dibalik dari tujuan yan tidak langsung
orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa financial
akan menggantungkan hidupnya pada perusahaan dengan menerima upah atau gaji
dari hasil kerjanya itu. Jadi pada hakikatnya orang bekerja, tidak saja
mempertahankan hidupnya tetapi juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih
baik.
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah aktivitas manusia baik fisik maupun
mental yang pada dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan yaitu mendapatkan
kepuasan. Ini tidak berarti bahwa semua aktifitas adalah bekerja, hal ini
tergantung pada motivasi yang mendasari dilingkungan aktivitas tersebut.
maaf saya ingin meminta referensi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Hasibuan (2005). terima kasih
BalasHapusKurang adanya daftar pustaka menyulitkan orang lain untuk mencari sumber
BalasHapusKurang adanya daftar pustaka menyulitkan orang lain untuk mencari sumber
BalasHapusbisa mnta tolong yang ada indikator kepuasan kerja menurut robins 2013
BalasHapusadakah ukuran secara angka yang menggambarkan kepuasan kerja ya?
BalasHapusthank
gaji juga faktor yang bisa dijadikan sebagai motivasi seorang karyawan.
BalasHapusTerimakasih :)
BalasHapus