Minggu, 28 Juli 2013

7 Tipe Karyawan Yang Harus Segera Dipecat


Beberapa waktu yang lalu, 2 perusahaan teknologi terbaik dunia, Apple dan Microsoft sama-sama melepaskan senior eksekutif mereka. 

Kasus pemutusan hubungan kerja yang terjadi dengan hanya berselang satu minggu di 2 (dua) perusahaan itu mengisahkan cerita yang hampir sama.

Ke2 eksekutif senior berbakat tersebut dipecat karena alasan yang hampir mirip sama. Mereka sulit untuk diatur, dan alih-alih berkontribusi positif, mereka justru kerap menjadi sumber masalah. Secara berkepanjangan, mereka bersikap merusak dan memecah-belah.
Berita yang beredar ini memang tidak bisa hanya ditinjau dari salah satu sisi saja, akan tetapi, didalam dunia profesional, ada saat dimana seorang atasan tidak punya pilihan lain lagi kecuali memecat bawahannya. Beberapa bad apples atau karyawan yang tidak kompeten akan merugikan perusahaan dalam skala besar. Dan untuk itulah, penting bagi manager untuk mengenali tipe-tipe karyawan yang perlu untuk dikeluarkan dari perusahaan secepatnya.
Berikut adalah tipe-tipe tersebut (dari Inc.com) :
1. Mereka adalah pembuat masalah
Sangat mengherankan ketika sebuah perusahaan mendapatkan masalah dari karyawan, tetapi bersikap masa bodoh dan masih berusaha untuk melakukan yang terbaik. Ketika seorang karyawan lebih sering membuat masalah ketimbang berkontribusi terhadap produktivitas perusahaan, hal tersebut akan membahayakan keseluruhan organisasi. Oleh karenanya, itulah saat yang tepat untuk merumahkan si karyawan.
2. Overpromise and Underdeliver
Terdapat beberapa tipe orang yang senang meningkatkan citra diri dengan membuat orang berpikir bahwa ia bisa melakukan banyak hal. Implikasinya adalah, ia memberikan banyak janji yang sebetulnya tidak bisa ditepati. Lebih buruk lagi apabila janji tersebut justru dibarengi dengan performa buruk. Masalah-masalah demikian tidak dapat diselesaikan dengan cara lain kecuali dengan memberhentikan orang tersebut.
3. Bersikap buruk terhadap konsumen
Tak peduli apakah kita bekerja pada sebuah perusahaan kecil atau bahkan perusahaan sekelas Fortune top 500, konsumen adalah satu hal yang sulit diperoleh. Tidak sesulit mendapatkannya, konsumen dapat beralih ke produsen lain dengan sangat mudah. Apapun pembenarannya, kita tidak membutuhkan karyawan yang tidak bisa berbuat baik kepada konsumen sehingga tidak mampu mempertahankannya.
4. Mereka tidak bisa atau tidak mau mengerjakan tugas
Kita merekrut dan membayar karyawan, memberikan pelatihan, intinya adalah agar mereka menyumbangkan keterampilannya. Jika karyawan tidak mampu melakukan hal tersebut, mengeluarkannya dari perusahaan bisa menjadi solusi terbaik.
5. Tidak bisa diandalkan
Seorang karyawan mungkin memiliki kapabilitas untuk menjalankan sebuah pekerjaan. Akan tetapi, adakalanya, kita tidak melihat kehadirannya ketika kita benar-benar membutuhkannya. Karyawan seperti itu tidak dapat kita andalkan. Memecatnya bisa menjadi alternatif jalan keluar yang baik untuk meningkatkan produktivitas perusahaan
6. Hiper sensitive dan mudah memperkarakan kesalahan orang
Dari berbagai tipe orang yang menjadi karyawan kita, ada beberapa yang kadang memiliki sensitivitas berlebihan dan terlalu mengurusi masalah orang lain. Karyawan seperti itu, setengah pikirannya ada di pekerjaannya dan setengahnya lagi ia konsentrasikan untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Jadi, sebelum masalah timbul karena ulahnya, maka akan lebih baik jika karyawan tersebut diberhentikan.
7. Mereka mengabaikan peraturan yang berlaku
Apapun peraturan dan budaya yang berlaku di perusahaan, kita harus memperlakukan karyawan secara adil. Tidak peduli apakah itu di deretan managerial, ataupun level staff non managerial, apabila ia melakukan kebohongan untuk suatu hal yang mayor, maka mereka memiliki hak yang sama untuk dikeluarkan dari perusahaan.

www.peluangusahamantap.com

Jumat, 26 Juli 2013

5 Faktor Kunci Mengikat Karyawan




Untuk mencari tahu apa yang membuat seorang karyawan berkomitmen kepada perusahaan, studi Hay Group menemukan 5 faktor utama yang mempengaruhi retention karyawan. Studi yang dilakukan terhadap 5,5 juta karyawan di seluruh dunia ini membandingkan pendapat karyawan yang tinggal (berkomitmen pada perusahaan lebih dari 2 tahun) dengan karyawan yang pergi (atau bermaksud untuk berhenti dalam waktu 2 tahun ke depan.
Kelima faktor kunci itu adalah:
1. Keyakinan terhadap organisasi dan kepemimpinan
Karyawan perlu merasa mereka bekerja pada organisasi yang dipimpin dengan baik dan menuju ke arah yang positif. Ini berarti para pemimpin harus mengkomunikasikan strategi perusahaan dengan jelas, secara konsisten dan rutin, serta dengan penuh otoritas
2. Ruang untuk tumbuh
Sebagian besar orang ingin meraih potensi diri mereka dalam pekerjaan. Karyawan perlu tahu bahwa ada kesempatan untuk belajar, berkembang, dan maju. Kalau tidak, mereka akan mulai bertanya-tanya apakah masa depan mereka berada di tempat lain.
3. Pertukaran yang adil
Karyawan perlu merasa dihargai bila mereka sudah memberikan lebih dengan sedikit yang didapat, apalagi dalam masa-masa sulit. Usaha karyawan ini perlu dipadani dengan reward yang adil.
4. Lingkungan yang mendukung kesuksesan
Membuat karyawan engage saja tidak cukup. Untuk membuat komitmen yang berkesinambungan, perusahaan perlu memampukan mereka untuk menghasilkan kinerja terbaik mereka. Hal ini berarti menempatkan orang yang tepat pada peran yang tepat, menciptakan proses kerja yang efisien, memampukan kolaborasi, dan menyediakan lingkungan kerja yang suportif.
5. Otoritas dan pengaruh
Karyawan juga ingin memberikan kontribusi positif kepada organisasi. Perusahaan perlu memberi mereka perasaan otoritas dan pengaruh pada bagaimana suatu pekerjaan berhasil dilakukan.


www.peluangusahamantap.com